Sulsel.relasipublik.com LUWU – Sekolah Budaya Luwu (SBL) merupakan sekolah yang didirikan dengan latar belakang adanya kekhawatiran akan punahnya peradaban budaya leluhur yang seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
Hal inilah yang membuat salah seorang penggiat budaya yakni Sharma Hadeyang Meras. Beliau mendirikan yayasan SBL guna pelestarian budaya leluhur.
SBL berlokasi di Baruga Arung Senga Belopa, Desa Senga Selatan, Kabupaten Luwu. Didirikan pada 28 November 2019 lalu.
SBL telah menamatkan tiga kali kelas pembelajaran sejak didirikannya dan saat ini sedang berjalan kelas pembelajaran ke empat.
Pemerintah Kabupaten Luwu yakni Bupati Luwu H. Basmin Mattayang sangat mendukung didirikannya SBL I La Galigo dengan harapan peradaban budaya leluhur tidak tergeser dengan budaya modern.
Kali ini, SBL angkatan I hingga IV mengadakan nonton bareng (nobar) pemutaran film pementasan cerita rakyat “I La Galigo”.
Kegiatan tersebut diadakan sekitar pukul 13:00 WITA di Aula Bapeda, Kabupaten Luwu pada Selasa, 8 Desember 2020.
Pertunjukan tersebut menyampaikan cerita tentang petualangan, perjalanan, upacara pernikahan yang rumit serta pengkhianatan yang menarik.
Cerita tersebut merupakan peninggalan naskah terpanjang di dunia dengan 13 ribu teks dan 12 manuskrip folio panjang.
I La Galigo merupakan epik mitos terpanjang didunia dan sebagai memory of the world yang telah di sahkan serta diakui UNESCO.
Cerita I La Galigo menjadi kebanggaan masyarakat Luwu, yang naskah tersebut menceritakan asal usul manusia, bercorak pra-Islam dan bersifat epik mitologis.
Tokoh utama I La Galigo yakni Sawerigading yang merupakan cucu dari Batara Guru. Awal cerita tersebut dimulai dari dunia yang kosong dan turunnya Batara Guru ke bumi.
Discussion about this post