Sulsel.relasipublik.com WAJO – Di awal tahun 2021, Gubernur Sulawesi Selatan disibukkan dengan kunjungan kerja di berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bone dan Wajo.
Di awal tahun ini, hujan membuat masyarakat pesisir Danau Tempe dan masyarakat Wajo kembali resah sebab tahun-tahun sebelumnya akan terjadi banjir dari luapan air Danau Tempe.
Merespon hal itu, Gubernur Sulawesi Selatan mengajak Bupati Wajo untuk mengatasi banjir dengan memantau dari sudut udara Danau Tempe.
Minggu, 10 Januari 2020 Gubernur berada di Kota Sengkang guna beberapa hal termasuk pemantauan bagian hilir sungai Danau Tempe.
Gubernur bersama Bupati Wajo dan Bupati Sidrap melihat langsung dari atas penyebab banjir selama ini.
“Dari hasil penglihatan kami, banjir berasal dari sedimen akibat pembukaan lahan ilegal di sekitar daerah konservasi dan daerah aliran sungai,” tulis beliau di akun instagramnya.
Banjir yang selalu mengakibatkan rusaknya infrastruktur dan sedikit menelan korban jiwa ini telah bisa diketahui sebabnya, kini tinggal Instansi terkait yang harus menghentikan pembukaan lahan ilegal tersebut.
“Kami akan berkordinasi dengan Dinas Kehutanan dan pihak lainnya untuk segera menghentikan segala perambahan dan alih fungsi lahan yang akan digunakan penanaman di daerah hulu,” ucap Mantan Bupati Bantaeng.
Sebelumnya, Sabtu, 9 Januari 2020 Nurdin Abdullah meninjau Irigasi Cendranae di Desa Lampulung, Kecamatan Pammana. Selain menampung air untuk irigasi sawah, lubang irigasi berfungsi sebagai pengendali banjir. (As’ad)
Discussion about this post