Sulsel.relasipublik.com PALOPO – Gerakan Sedekah Pagi (GSP) hadir karena keprihatinan kepada masyarakat level bawah yang terkena dampak Covid-19.
Penghasilan hampir turun sampai di angka 80% dan jarang lagi orang-orang mau bekerja sebagai tukang ojek serta tukang becak karena takut tertular virus, hal yang sama pun dialami oleh para pemulung.
Dibulan ramadhan sangat-sangat banyak membantu masyarakat bawah. Dengan munculnya para dermawan yang turun kejalan berbagi dengan motivasi limpahan rahmat dan pahala dibulan ramadhan.
Namun, mirisnya hampir semua hilang saat bulan ramadhan telah usai. Maka, dengan panggilan hati nurani Nasar Alghazi mencoba membuat GSP dan memanggil beberapa rekannya.
Rekan beliau mendukung tetapi tidak ada yang turun membantu dengan kesibukan masing masing.
Nazar Algazhali mencerita awal mulanya GSP hadir.
“Saya memulai membagi nasi kalau tidak salah 17 Juni dengan masih memakai dana pribadi teman dan teman saya itu Istiqomah membantu pendanaan hingga duanbulan GSP berjalan,” ceritanya.
“Nah setelah tau alasan pertama dan alasan kedua tentang keutamaan sedekah rutin dan sedekah pagi. Alhamdulillah saat ini sudah banyak teman-teman Milenial yang bergabung dalam gerakan ini,” tutuenya.
“Support penuh pun diberikan oleh Pak Rahmat Masri bandaso selaku wakil Walikota Palopo serta dukungan juga banyak mengalir dari para selebgram dan infulencer kota Palopo,” ungkapnya.
“Program GSP saat ini adalah membagikan sarapan tepat sasaran kepada tukang ojek, tukang becak, pemulung dan petugas kebersihan yang kami namakan pejuang keluarga,” lanjutnya.
“Setiap Minggu berbagi sarapan, sembako dan bingkisan ke Panti Asuhan di kota Palopo,” sambungnya.
“Harapan saya kedepanya agar ada relawan militan yang sama-sama ingin membantu membesarkan komunitas ini sehingga menjadi trend dikalangan anak muda,” harapnya. (Rahim)
Discussion about this post