Sulsel.relasipublik.com MAKASSAR – Forum Milenial Makassar melaksanakan kegiatan bazar dialog pada Minggu, 17 Januari 2021 yang berlangsung dari pukul 09:45 WITA sampai 12:30 WITA.
Bazar dialog tersebut berlokasi di Warkop Bang Joni Lt. 2, Jl. Teuku Umar Raya No. 5, Kota Makassar.
“Polemik Tertundanta Sekolah/Kuliah Offline (Tatap Muka) di Kota Makassar” merupakan tema dari kegiatan bazar dialog tersebut.
Saenal Syam S. Sos selaku Ketua Umum Forum Milenial Makassar mengatakan alasannya mengakat tema tersebut.
“Untuk menjadikan bahan referensi bagi guru serta orangtua siswa untuk tetap memberikan kepedulian pendidikan terhadap anak siswanya,” katanya.
Dihadiri oleh empat pembicara yakni :
1. Andi Hadi Ibrahim Baso, S.S., M.A (Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Makassar)
2. Ilham Supiana, S.Sos., MPS. Sp (Dosen STIKS Tamalanrea Makassar/Waka SMA Muhammadiyah 7 Makassar)
3. Kemal Arsyad, S.Pi (Aktivis Pemuda)
4. Dede Gunawan (Mahasiswa UIN Alauddin).
Andi Hadi Ibrahim Baso dalam materinya menjelaskan tentang aturan tertundanya sekolah/kuliah tatap muka di Kota Makassar.
“Sekolah secara tatap muka memang penting, namun kesehatan adalah yang utama. Kota Makassar jumlah penderita Covid-19 sangat meningkat signifikan sehingga memang sulit melaksanakan sskolah secara tatap muka,” jelasnya.
“Dengan adanya vaksin yang telah dilaksanakan secara serentak oleh pemerintah, semoga bisa memutus mata rantai Covid-19 agar sekolah maupun kampus bisa dilaksanakan dengan normal kembali,” lanjutnya.
Ilham Supiana yang merupakan pembicara kedua mengatakan mengenai pentingnya protokol kesehatan.
“Pentingnya mematuhi protokol kesehatan walaupun sekolah atau kampus di buka kembali, sebagaimana aturan yang di telah dikeluarkan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Kemal Arsyad menuturkan mengenai tingkat pasien Covid-19.
“Tingkat pasien Covid-19 di dunia yang mencapai 92 juta, Indonesia tiap bulannya tingkat pasien Covid-19 sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepekaan masyarakat terhadap Covid-19 belum sepenuhnya dipatuhi,” tuturnya.
Dede Gunawan pun menambahkan mengenai solusi yang terjadi selama Pandemi Covid-19.
“Kuliah online atau sekolah inline itu ada baiknya maupun buruknya, disisi baiknya kami diajarkan tentang kecanggihan dari teknologi saat ini, disisi lain kekurangan dari belajar online adalah kurangnya perhatian siswa maupun mahasiswa terhadap etika atau moral,” tambahnya.
Imelinda Fujrianti yang merupakan Ketua Panitia mengungkapkan tujuan diadakannya kegiatan tersebut.
“Untuk menjawab keresahan pelajar ataupun mahasiswa yang dimana mereka seakan kehilangan arah untuk belajar secara langsung atau tatap muka, sehingga etjka moral dan tingkah laku dari siswa seakan hilang,” ungkapnya. (Ikhsan)
Discussion about this post